Monday, March 16, 2015

100 Tokoh |20 Mao Tse-Tung Pemimpin Partai Komunis China

Mao Tse Tung Pemimpin Partai Komunis China
Mao Tse-Tung  893-1976 
Mao Tse-Tung  893-1976 memimpin partai Komunis ke puncak kekuasaan di Cina, dan dalam jangka masa dua puluh tujuh tahun sesudah memegang kendali pimpinan, perubahan-perubahan menakjubkan dan berjangka jauh terjadilah dalam sejarah suatu bangsa yang begitu besar jumlahnya.

Mao Tse-Tung dilahirkan tahun 1893 di desa Shao-shan di propinsi Hunan, Cina. Ayahnya petani agak berada. Di tahun 1911 tatkala Mao Tse-Tung masih mahasiswa usia sembilan belas tahun, revolusi pecah memporakporandakan dinasti Ch'ing yang memang sudah melapuk dan brengsek, padahal dinasti ini memerintah Cina sejak abad ke-17. Hanya dalam tempo beberapa bulan saja pemerintahan kaisar sudah terhalau dan terjungkir, dan Cina diproklamirkan sebagai sebuah republik. Malangnya, pemimpin-pemimpin revolusi tidak mampu mendirikan suatu pemerintahan yang kompak dan stabil dan revolusi ditandai oleh keresahan dan perang saudara dalam jangka waktu lama, boleh dibilang berlangsung hingga tahun 1949.

Selaku remaja muda usia, Mao Tse-Tung secara pasti menempuh paham kiri dalam pandangan politiknya dan pada tahun 1920 dia betul-betul sudah jadi Marxis tulen. Di tahun 1921 dia merupakan salah seorang dari dua belas pendiri partai Komunis Cina. Tetapi peningkatannya menuju puncak tertinggi kepemimpinan partai berjalan lambat, sehingga baru di tahun 1935 dia menjadi ketua partai.

Sementara itu, secara keseluruhan pun partai Komunis Cina jalannya merangkak, berliku-liku, terguncang-guncang dalam usahanya memegang kekuasaan. Partai menderita banyak kemunduran di tahun 1927 dan tahun 1934, tetapi bagaimanapun dia mampu bertahan dan hidup terus. Sesudah tahun 1935, di bawah kepemimpinan Mao Tse-Tung, kekuatan partai secara mantap meningkat dan berkembang terus. Di tahun 1947, partai Komunis Cina sudah siap tempur menumbangkan pemerintahan partai Nasionalis pimpinan Chiang Kai-Shek. Di tahun 1949, pasukannya merebut kemenangan gilang-gemilang dan partai Komunis menguasai mutlak seluruh daratan Cina.

Cina pada saat Mao Tse-Tung selaku pemimpin partai Komunis memegang tampuk pemerintahan sesudah melalui pertempuran sengit selama tiga puluh delapan tahun, hampir sebuah Cina yang sudah tercabik-cabik, compang-camping, miskin papa dan tradisional dan terbelakang dan buta huruf, sehingga tampaknya karier gelap membayangi Mao Tse-Tung dengan pelbagai rupa rintangan dan jalan akhir yang buntu.

Tetapi, kenyataan berlawanan dengan itu, karena berkat pengaruhnya yang luar biasa besar pada massa, kesemua kekurangan itu bukannya akhir melainkan justru awal dari karier kepemimpinannya, karena pada saat wafatnya tahun 1976 praktis Mao Tse-Tung sudah merombak total seluruh Cina. Salah satu segi perombakan secara umum adalah modernisasi negeri, khususnya industrialisasi, peningkatan taraf pendidikan yang luar biasa cepat serta perbaikan tingkat kesehatan rakyat yang menggemparkan. Perubahan-perubahan ini, betapapun pentingnya, bukanlah menjadi alasan utama menempatkan Mao Tse-Tung dalam urutan daftar buku ini karena negeri-negeri lain pun dalam saat yang berbarengan melakukan hal serupa.

Segi keberhasilan lainnya oleh Cina di bawah Mao Tse-Tung adalah perubahan sistem ekonominya dari sistem kapitalis ke sistem sosialis. Secara politik, sudah barang tentu penggarapan ini dilaksanakan lewat cara-cara totaliter yang keras. Tetapi perlu diingat, lewat indoktrinasi dan penataran yang intensif dan tak kenal lelah, Mao Tse-Tung berhasil bukan saja menggerakkan suatu revolusi ekonomi dan politik tetapi juga revolusi sosial. Hanya dalam tempo seperempat abad telah dapat dilakukan perombakan dalam hal kesetiaan terhadap kefamilian yang sempit menjadi kesetiaan terhadap bangsa secara keseluruhan. Perombakan ini mempunyai makna yang teramat penting mengingat sepanjang sejarah sistem kesetiaan dan ikatan kefamilian di Cina teramatlah kokohnya. Lebih dari itu, pemerintah Cina melancarkan propaganda gigih memerangi ideologi Kong Hu-Cu dan tampaknya usaha ini mencapai sasarannya.

Tentu saja, bukan Mao Tse-Tung seorang yang menentukan garis politik pemerintah di bawah partai Komunis. Mao Tse-Tung tidak pernah memegang peranan seorang diri seperti halnya dilakukan oleh Stalin di Uni Soviet. Tetapi, memang benar Mao Tse-Tung merupakan tokoh jauh lebih penting dari siapa pun dalam pemerintahan di Cina hingga akhir hayatnya tahun 1976.

Salah satu proyek yang tak syak lagi merupakan tanggung jawab utama Mao Tse-Tung ialah apa yang terkenal dengan sebutan "Lompatan jauh ke depan" di akhir tahun 50-an. Banyak peninjau beranggapan bahwa proyek itu, termasuk penitikberatan pada metode pengintensifan produksi dengan penggunaan tenaga manusia, termasuk dalam skala kecil dalam bentuk komune pertanian, sebagai suatu proyek yang gagal. (Dalam banyak kejadian malah tidak digubris). Proyek lain yang peroleh dukungan Mao Tse-Tung, dengan risiko dapat tantangan dari banyak pemimpin-pemimpin Cina lain, adalah "Revolusi besar kebudayaan proletar" di akhir tahun 1960an. Ini merupakan pertentangan tajam, dalam beberapa hal nyaris mirip dengan perang saudara antara Mao Tse-Tung dan pendukungnya di satu pihak dengan golongan kepala batu partai Komunis yang birokrasi di lain pihak.

Menarik untuk dicatat, Mao Tse-Tung sudah berusia di pertengahan umur enam puluhan tatkala garis politik "Lompatan jauh ke depan" dilancarkan dan berumur lewat tujuh puluhan ketika "Revolusi kebudayaan" digerakkan. Dan pada waktu langkah pendekatan dengan Amerika Serikat terjadi, dia sudah berumur hampir delapan puluh tahun.

Mulanya Mao Tse-Tung berpegang pada pendapat, kaum buruh industri di kota-kota merupakan basis terkuat penyokong partai Komunis. Ini sejalan dengan teori Marx. Tetapi, sekitar tahun 1952 Mao Tse-Tung berkesimpulan --paling sedikit di Cina-- sokoguru partai berasal dari kaum tani, bukan buruh. Anggapan ini ada dasarnya, karena selama pertempuran panjang dan sengit dengan rejim Nasionalis, Mao Tse-Tung selalu berada di daerah pedesaan. Gagasan ini diterapkan tatkala dia menjadi kepala negara. Misalnya, apabila tatkala Stalin berkuasa di Rusia umumnya pembangunan dititikberatkan pada sektor produksi industri, Mao Tse-Tung umumnya menarik perhatian lebih besar pada pembangunan sektor pertanian dan pedesaan. Meski begitu, pembangunan industri Cina di bawah Mao Tse-Tung maju dengan pesatnya.

Bukan suatu yang mudah menilai arti penting yang berjangka panjang dari seorang tokoh politik yang sejaman. Memperhitungkan dalam urutan keberapa Mao Tse-Tung harus muncul dalam daftar buku ini, tak bisa kita mesti membikin perbandingan dengan tokoh-tokoh penting lainnya. Mao Tse-Tung Tse Tung mendapat tempat dalam daftar urutan diatas George Washington, karena perombakan-perombakan didalam negeri yang menjadi tanggung jawab perbuatan Mao Tse-Tung jauh lebih fundamental ketimbang apa yang telah diperbuat oleh George Washington. Mao Tse-Tung juga dapat tempat lebih atas ketimbang Napoleon, Hitler dan Alexander Yang Agung disebabkan pengaruh jangka panjang yang melekat pada dirinya, dan ini jelas lebih besar dari yang dipunyai mereka yang disebut lebih dulu.

Perbandingan nyata lain adalah antara Mao Tse-Tung dan Lenin. Mao Tse-Tung memerintah dalam jangka waktu yang lebih panjang daripada Lenin, lagipula di dalam negeri yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak. (Kenyataan memang menunjukkan, masa berkuasanya Mao Tse-Tung melebihi jangka waktu penguasa mana pun dalam sejarah!) Tetapi, Lenin mendahului Mao Tse-Tung dan memancarkan pengaruh kuat terhadap Mao Tse-Tung, dan dengan jalan mendirikan Komunisme di Rusia berarti dia mempersiapkan dan membuka jalan bagi pembentukan Komunis berikutnya di Cina.

Orang yang karya usahanya hampir dapat disejajarkan dengan Mao Tse-Tung adalah Shih Huang Ti. Kedua-duanya orang Cina dan keduanya arsitek perombakan-perombakan besar untuk negerinya. Shih Huang Ti dapat tempat lebih atas dalam urutan buku ini karena kita tahu pengaruhnya berlangsung selama tidak kurang dari dua puluh dua abad. Meskipun perubahan-perubahan yang dilaksanakan Mao Tse-Tung besar kemungkinan lebih penting dan lebih mendasar, tetapi kita belum tahu pasti sampai berapa lama pengaruhnya bisa bertahan.
 --------------------------------------------------------------------------------
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
--------------------------------------------------------------------------------



No comments:

Post a Comment

Terima kasih Anda sudah mengunjungi blog saya, sekarang silahkan komentar